Free Download Lembar Penilaian Sikap Kurikulum 2013

A. Pengertian
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan perilaku peserta didik sebagai hasil pendidikan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui capaian dan membina perilaku serta budi pekerti peserta didik.

Pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), KD pada KI-1 dan KD pada KI-2 disusun secara kohera dan linear dengan KD pada KI-3 dan KD pada KI-4. Dengan demikian aspek sikap untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn dibelajarkan secara langsung (direct teaching) maupun tidak langsung (indirect teaching) yang memiliki dampak instruksional (instructional effect) dan memiliki dampak pengiring (nurturant effect). Sedangkan untuk mata pelajaran lain, tidak terdapat KD pada KI-1 dan KI-2. Dengan demikian aspek sikap untuk mata pelajaran selain Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn tidak dibelajarkan secara langsung dan memiliki dampak pengiring dari pembelajaran KD pada KI-3 dan KD pada KI-4.

Meskipun demikian, penilaian sikap spiritual dan sikap sosil harus dilakukan secara berkelanjutan oleh semua guru, termasuk guru Bimbingan dan Konseling (BK) dan wali kelas, melalui observasi dan informasi lain yang valid dan relevan dari berbagai sumber. Penilaian sikap merupakan bagian dari pembinaan dan penanaman/pembentukan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik yang menjadi tugas dari setiap pendidik. Penanaman sikap diintegrasikan pada setiap pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4. Selain itu, dapat dilakukan penilaian diri (self assesment) dan penilaian antar teman (pear teaching) dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu dan untuk konfirmasi hasil penilaian sikap oleh pendidik. Hasil penilaian sikap selama periode satu semester dilaporkan dalam bentuk predikat sangat baik, baik, cukup, atau kurang serta deskripsi yang menggambarkan perilaku peserta didik.

B. Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan oleh semua guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas, serta warga sekolah. Teknik penilaian sikap dijelaskan pada skema berikut.
Gambar Skema Penilaian Sikap
a. Observasi
Observasi dalam penilaian sikap peserta didik merupakan teknik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku. Asumsinya setiap peseta didik pada dasarnya berperilaku baik sehingga yang perlu dicatat hanya perilaku yang sangat baik (positif) atau kurang baik (negatif) yang muncul dari peserta didik. Catatan hal-hal sangat baik (positif) digunakan untuk menguatkan perilaku positif, sedangkan perilaku kurang baik (negatif) digunakan untuk pembinaan. Hasil observasi dicatat dalam jurnal yang dibuat selama satu semester oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas. Jurnal memuat catatan sikap atau perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik, dilengkapi dengan waktu terjadinya perilaku tersebut, dan butir-butir sikap. Berdasarkan jurnal semua guru yang dibahas dalam rapat dewan guru, wali kelas membuat predikat dan deskripsi penilaian sikap peserta didik selama satu semester.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanan perilaku sikap dengan teknik observasi:
  1. Jurnal digunakan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas selama periode satu semester.
  2. Jurnal oleh guru mata pelajaran dibuat untuk seluruh peserta didik yang mengikuti mata pelajarannya. Jurnal oleh guru BK dibuat untuk semua peserta didik yang menjadi tanggungjawab bimbingannya, dan jurnal oleh wali kelas digunakan untuk satu kelas yang menjadi tanggungjawabnya.
  3. Hasil observasi guru mata pelajaran dan guru BK dibahas dalam rapat dewan guru dan selanjutnya wali kelas membuat pridikat dan deskripsi sikap setiap peserta didik di kelasnya.
  4. Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada butir-butir sikap (perilaku) yang hendak ditumbuhkan melalui pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP, tetapi dapat mencakup butir-butir sikap lainnya yang ditanam dalam semester, jika butir-butir sikap tersebut muncul/ditunjukkan oleh peserta didik melalui perilakunya.
  5. Catatan dalam jurnal dilakukan selama satu semester sehingga ada kemungkinan dalam satu hari perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik muncul lebih dari satu kali atau tidak muncul sama sekali.
  6. Perilaku peserta didik selain sangat baik atau kurang baik tidak perlu dicatat dan dianggap peserta didik tersebut menunjukkan perilaku baik sesuai dengan norma yang diharapkan.
Contoh format dan pengisian jurnal guru mata pelajaran (download)

Jika seseorang peserta didik menunjukkan perilaku yang kurang baik, guru harus segera menindaklanjuti dengan melakukan pendekatan dan pembinaan, secara bertahap peserta didik tersebut dapat menyadari dan memperbaiki sendiri perilakunya sehingga menjadi lebih baik. 

Contoh jurnal penilaian sikap spirituan yang dibuat guru BK atau wali kelas (download)
Contoh jurnal penilaian sikap sosial yang dibat guru BK atau wali kelas (download)
Contoh observasi tertutup (download)


b. Penilaian Diri
Penilaian diri dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku. Selain itu, penilaian diri juga dapat digunakan untuk membentuk sikap peserta didik terhadap mata pelajara. Hasil penilaian diri peserta didik dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Penilain diri dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian peserta didik, anatara lain:
  1. dapat menumbuhkan rasa percaya diri, karena diberi kepercayaan untuk menilai diri sendiri;
  2. peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika melakukan penilaian harus melakukan intropeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki;
  3. dapat mendorong, membiaskan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian; dan
  4. membentuk sikap terhadap mata pelajaran/pengetahuan.
Instrumen yang digunakan untuk penilaian diri berupa lembar penilaian diri yang dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak bermakna ganda, dengan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik, dan menggunakan format sederhana yang mudah diisi peserta didik. Lembar penilaian diri dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata/sebenarnya, bermakna, dan mengarahkan peserta didik mengidentifikasi kekuatan atau kelemahannya. Hal ini utnuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai dirinya secara subjektif. Penilaian diri oleh peserta didik dilakukan malalui langkah-langkah sebagai berikut.
  1. Menjelaskan kepada peserta didik tujan penilain diri.
  2. Menentukan indikator yang akan dinilai.
  3. Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
  4. Merumuskan format penilaian, berupa daftar cek (cheeklist) atau skala penilaian (ratting scale) atau dalam bentuk esai untuk mendorong peserta didik mengenali diri dan potensinya.
Contoh Lembar Penilaian Diri menggunakan daftar cek (cheeklist) pada waktu kegiatan kelompok (donwload)
Referensi Lainya, 
Contoh Lembar Penilaian Diri 1 (download)
Contoh Lembar Penilaian Diri 2 (download)
Contoh Lembar Penilaian Diri 3 (download)
Contoh Lembar Penilaian Diri 4 (download)

Penilaian diri tidak hanya digunakan untk menilai sikap spiritual dan sosial, tetapi dapat juga digunanakan untuk menilai sikap terhadap pengetahuan dan keterampilan serta kesulitasn belajar peserta didik.

c. Penilaian Antar Teman
Penilaian antarteman adalah penilaian dengan cara peserta didik saling menilai perilaku temannya . Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian antarteman dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Penilaian antarteman dapat mendorong: (a) objektifitas peserta didik, (b) empati, (c) mengapresiasi keragaman/perbedaan, dan (d) refleksi diri.

Di samping itu, penilaian antarteman dapat memberik informasi bagi guru mengenai peserta didik yang berdasarkan hasil penilaian temannya, suka menyendiri dan kurang bergaul.

Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian antarteman dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarteman. Kriteria penyusun instrumen penilaian antarteman sebagai berikut:
  1. Sesuai dengan indikator yang akan diukur.
  2. Indikator dapat diukur melalui pengamatan peserta didik,
  3. Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda.
  4. Menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik.
  5. Menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik.
  6. Indikator menunjukkan sikap/perilaku peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya dan dapat diukur.
Penilaian antarteman dapat dilakukan pada saat peserta didik melakukan kegiatan di dalam dan/atau di luar kelas. Misalnya pada kegiatan kelompok setiap peserta didik diminta mengamati/menilai dua orang temannya dan dia juga dinilai oleh dua orang teman lainnya dalam kelompoknya, sebagaimana diagram pada gambar berikur.
Tambahkan teks
Diagram di atas menggamberkan aktivitas saling menilai sikap/perilaku antarteman.
  • Peserta didik A mengamati dan menilai B dan E, A juga dinilai oleh B dan E.
  • Peserta didik B mengamati dan menilai A dan C, B juga dinilai oleh A dan C.
  • Peserta didik C mengamati dan menilai B dan D, C juga dinilai oleh B dan D.
  • Peserta didik D mengamati dan menilai C dan E, D juga dinilai oleh C dan E.
  • Peserta didik E mengamati dan menilai D dan A, E juga dinilai oleh D dan A.
Contoh instrumen penilaian (lembar pengamatan) antarteman (peer assesment) menggunakan daftar cek (chwcklist) pada waktu kerja kelompok (dowload)
Referensi Lainnya,
Contoh Lembar Penilaian Antarteman 1 (download)
Contoh Lembar Penilaian Antarteman 2 (download)
Contoh Lembar Penilaian Antarteman 3 (download)
Contoh Lembar Penilaian Antarteman 4 (download)

Pernyataan-pernyataan untuk indikator yang diamati pada format di atas merupakan contoh. Guru dapat berkereasi membuat sendiri pernyataan atau pertanyaan dengan memperhatikan kriteria instrumen penilaian antarteman. Lembar penilaian diri dan penilaian antarteman yang telah diisi di kumpulkan kepada guru, selanjutnya dipilah dan direkapitulasi sebagai bahan tindak lanjut. Guru dapat menganalisis jurnal atau data/informasi hasil observasi penilaian sikap dengan data/informasi hasil penilaian diri dan penilaian antarteman sebagai bahan pembinaan. Hasil analisis penilaian sikap perlu segera ditindaklanjuti. Peserta didik yang menunjukkan banyak perilaku positif diberi apresiasi/pujian dan disarankan untuk terus melaksanakan/ meningkatkan, sedangkan peserta didik yang menunjukkan banyak perilaku negatif diberi motivasi/pembinaan dan diingatkan untuk tidak mengulanginya lagi sehingga peserta didik tersebut dapat membiasakan diri berperilaku baik (positif). Hal yang sangat penting lagi adalah keteladanan guru, yaitu guru harus memberi contoh bersikap spiritual dan sosial/berperilaku baik yang dapat diteladani peserta didiknya.

Penilaian diri dan penilaian antarteman dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu semester.

C. Pelaksanaan Penilaian
Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran) dan/atau di luar jam pembelajaran, guru bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama peserta didik di luar jam pelajaran).

Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terus-menerus selama satu semester. Penilaian sikap spiritual dan sosial di dalam kelas maupun diluar jam pembelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK. Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas mengikuti perkembangan sikap spiritual dan sosial, serta mencatat perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang perilaku peserta didik.

Apabila seorang peserta didik pernah memiliki catatan sikap yang kurang baik, jika pada kesempatan lain peserta didik tersebut telah menunjukkan perkembangan sikap (menuju atau konsisten) baik pada aspek atau indikator sikap yang dimaksud, maka di dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap peserta didik tersebut telah (menuju atau konsisten) baik atau bahkan sangat baik. Dengan demikian, untuk peserta didik yang punya catatan kurang baik, yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada sikap kurang baik dan sangat baik saja, tetapi juga setiap perkembangan sikap menuju sikap yang diharapkan.

Sikap dan perilaku peserta didik yang teramati oleh pendidik ini dan tercacat dalam jurnal, akan lebih baik jika dikomunikasikan kepada peserta didik yang bersangkutan dan kepadanya diminta untuk paraf di jurnal, sebagai bentuk “pengakuan” sekaligus merupakan upaya agar peserta didik yang bersangkutan segera menyadari sikap dan perilakunya serta berusaha untuk menjadi lebih baik.

Contoh Indokator Penilaian Sikap (download)
Contoh Lembar Instrumen Penilaian Sikap Spiritual (download)


D. Pengolahan Penilaian
Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai/perkembangan sikap selama satu semester:
  1. Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing mengelompokkan (menandai) catatan-catatan sikap pada jurnal yang dibuatnya kedalam sikap spiritual dan sikap sosial (apabila pada jurnal belum ada kolom butir nilai).
  2. Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK masing-masing membuat rumusan deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial berdasarkan catatan-catatan jurnal untuk setiap peserta didik.
  3. Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari guru mata pelajaran dan guru BK. Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual dan sosial dari guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas yang bersangkutan, wali kelas menyimpulkan (merumuskan deskripsi) capaian sikap spiritual dan sosial setiap peserta didik.
  4. Pelaporan hasil penilaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi.
Berikut adalah rambu-rambu rumusan predikat dan deskripsi perkembangan sikap selama satu semester:
  1. Deskripsi sikap menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang bermakna kon-tras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ... atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal ...
  2. Deskripsi sikap menyebutkan perkembangan sikap/perilaku peserta didik yang sangat baik dan/atau baik dan yang mulai/sedang berkembang.
  3. Deskripsi sikap spiritual “dijiwai” oleh deskripsi pada mata pelajaran PABP, sedangkan deskripsi mata pelajaran lainnya menjadi penguat.
  4. Deskripsi sikap sosial “dijiwai” oleh deskripsi pada mata pelajaran PPKn, sedangkan deskripsi mata pelajaran lainnya menjadi penguat.
  5. Predikat dalam penilaian sikap bersifat kualitatif, yakni: Sangat Baik, Baik, Cukup, dan Kurang.
  6. Predikat tersebut ditentukan berdasarkan judgement isi deskripsi oleh pendidik.
  7. Apabila peserta didik memiliki kecenderungan sikap sangat baik pada sebagian besar mata pelajaran, maka dapat diasumsikan predikat peserta didik tersebut SANGAT BAIK.
  8. Apabila peserta didik tidak ada catatan apapun dalam jurnal, sikap peserta didik tersebut dapat diasumsikan BAIK.
  9. Dengan ketentuan bahwa sikap dikembangkan selama satu semester, deskripsi nilai/perkembangan sikap peserta didik didasarkan pada sikap peserta didik pada masa akhir semester. Oleh karena itu, sebelum deskripsi sikap akhir semester dirumuskan, guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas harus memeriksa jurnal secara keseluruhan hingga akhir semester untuk melihat apakah telah ada catatan yang menunjukkan bahwa sikap peserta didik tersebut telah menjadi sangat baik, baik, atau mulai berkembang.
  10. Apabila peserta didik memiliki catatan sikap KURANG baik dalam jurnal dan peserta didik tersebut belum menunjukkan adanya perkembangan positif, deskripsi sikap peserta didik tersebut dirapatkan dalam rapat dewan guru pada akhir semester. Rapat dewan guru menentukan kesepakatan tentang predikat dan deskripsi sikap KURANG yang harus dituliskan, dan juga kesepakatan tindak lanjut pembinaan peserta didik tersebut. Tindak lanjut pembinaan sikap KURANG pada peserta didik sangat bergantung pada kondisi sekolah, guru dan keterlibatan orang tua/wali murid.
Berikut adalah contoh rumusan deskripsi capaian sikap spiritual dan sosial.


E. Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Perilaku sikap spiritual dan sosial yang teramati dan tercatat dalam jurnal guru, wali kelas maupun guru BK harus menjadi dasar untuk tindak lanjut oleh pihak sekolah. Bila perilaku sikap yang kurang termasuk dalam sikap spiritual maupun sikap sosial, tindak lanjut berupa pembinaan terhadap peserta didik dapat dilakukan oleh semua pendidik di sekolah.

Hasil penilaian sikap sebaiknya segera ditindak lanjuti, baik saat pembelajaran maupun setelah pembelajaran. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi bentuk penguatan bagi peserta didik yang telah menunjukkan sikap baik, dan dapat memotivasi peserta didik untuk memperbaiki sikap yang kurang baik.

Guru BK secara terprogram dapat mengembangkan layanan konseling dan pendampingan pada peserta didik yang memiliki kekurangan pada perilaku sikap spiritual maupun sikap sosial. Pembinaan terhadap perilaku sikap yang tergolong kurang, sebaiknya dilakukan sesegera mungkin
setelah perilaku diamati.

0 Comments