PEMBELAJARAN MATEMATIKA YANG EKSPLORATIF, ELABORATIF DAN KONFIRMATIF UNTUK MEWUJUDKAN PAIKEM
A. PENGERTIAN PAIKEM
Pada saat ini pembelajaran PAIKEM yang di gembar-gemborkan para pemimpin dunia pendidikan Indonesia yang sebenarnya bukan ide dari negara kita, melainkan Program Managing Basic Education atau (MBE), yang didukung dan didanai oleh USAID, bertujuan meningkatkan mutu dan efisiensi pengelolaan pendidikan dasar dalam rangka desentralisasi pemerintahan.
PAIKEM sendiri adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dengan model pembelajaran seperti ini diharapkan seorang guru akan mampu mencapai "Profesionalisme Guru" sesuai dengan amanat Undang-undang. Adapun maksud dari PAIKEM itu sendiri ialah:
1. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif ialah proses aktif membangun makna / pemahaman baik dari informasi maupun pengalaman peserta didik. Guru dituntut menciptakan suasana yang membangkitkan peserta didik terlibat aktif menemukan, mengolah, dan membentuk (construct) pengetahuan atau keterampilan baru. Hal ini dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
2. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif ialah proses pembelajaran yang memunculkan ide-ide baru (inovasi) positif yang lebih baik. Proses ini diadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan akan mudah muncul, begitu juga sebaliknya. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
3. Pembelajaran KreatifPembelajaran kreatif ialah pembelajaran yang mengembangkan kreatifitas peserta didik, potensi belajar; rasa ingin tahu / penasaran, penuh imajinasi. Guru dituntut menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam yang mampu membangkitkan potensi belajar dan imajinasi. Selain itu, pembelajaran kreatif ini dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
4. Pembelajaran Efektif
Pembeajaran efektif ialah pembelajaran yang menjamin terpenuhinya tujuan pembelajaran dengan tercapainya kompetensi baru (KD) setelah proses pembelajaran. Sebab, keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Pembelajaran menyenangkan ialah suatu suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan akibat suasana kejiwaan peserta didik bebas dari beban / tekanan. Suasana ini merupakan reward yang akan menimbulkan keterlibatan peserta didik belajar secara aktif. Menyenangkan sendiri berarti suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi. Dimana, menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian peserta didik terbukti meningkatkan hasil belajarnya.
B. PENERAPAN PAIKEM DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Secara garis besar, penerapan PAIKEM dalam proses pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut:
- Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
- Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
- Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
- Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
- Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
C. PEMBELAJARAN YANG EKSPLORATIF, ELABORATIF, DAN KONFIRMATIF
Sebelumnya telah dibahas mengenai pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Selanjutnya akan dibahas mengenai kegiatan pembelajaran yang di-lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang¬kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
1. Kegiatan Eksplorasi
Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena (American Dictionary). Strategi yang digunakan memperluas dan memperdalam pengetahuan dengan menerapkan strategi belajar aktif. Kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang mengharuskan adanya proses dialog yang (1) interaktif (2) adaptif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memeperoleh pengalaman yang bermakna.
Pendekatan eksploratif berkembang sebagai pendekatan pembelajaran dalam bidang lingkungan atau sains. Sylvia Luretta dari Fakultas Pendidikan Queensland misalnya, mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu belajar aktif, belajar konstruktif, belajar intens, belajar otentik, dan kolaboratif yang menegaskan pernyataan bahwa pembelajaran eksploratif lebih menekankan pada pengalaman belajar daripada pada materi pelajaran.
Dalam kegiatan eksplorasi, guru melakukan kegiatan berikut:- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema Materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prin¬sip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
- Menggunakan beragam pendekatan pembela¬jaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam se¬tiap kegiatan pembelajaran; dan
- Memfasilitasi peserta didik melakukan per¬cobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
• Membaca tentang
• Mendengar tentang
• Berdiskusi tentang
• Mengamati model (teks/ karya)
• Mengamati demonstrasi
• Mengamati simulasi kasus
• Mengamati 2 perbandingan (yang salah dan yang benar)
• Mencoba melakukan kegiatan trtentu
• Membaca kasus (bedah kasus)
• Talk show
• Berwawancara dengan sumber tertentu (menggali informasi)
• Observasi terhadap lingkungan
• Mencoba melakukan kompetensi dengan kemampuan awalnya
• Mencoba bereksperimen
• Bernyanyi (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas)
• Bermain (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas)
2. Kegiatan Elaborasi
Teori elaborasi adalah teori mengenai desain pembelajaran dengan dasar argumen bahwa pelajaran harus diorganisasikan dari materi yang sederhana menuju pada harapan yang kompleks dengan mengembangkan pemahaman pada konteks yang lebih bermakna sehingga berkembang menjadi ide-ide yang terintegrasi. Pendekatan elaborasi berkembang sejalan dengan tumbuhnya perubahan paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa sebagai kebutuhan baru dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran.
Dari pikiran Reigeluth lahirlah desain yang bertujuan membantu penyeleksian dan pengurutan materi yang dapat meningkatkan pecapaian tujuan. Para pendukung teori ini juga menekankan pentingnya fungsi-fungsi motivator, analogi, ringkasan, dan sintesis yang membantu meningkatkan efektivitas belajar. Teori ini pun memberikan perhatian pada aspek kognitif yang kompleks dan pembelajaran psikomotor. Ide dasarnya adalah siswa perlu mengembangkan makna kontekstual dalam urutan pengetahuan dan keterampilan yang berasimilasi.
Teori elaborasi mengajukan tujuh komponen strategi yang utama, (1) urutan elaborasi (2) urutan prasyarat belajar (3) ringkasan (4) sintesis (5) analogi (6) strategi kognitif, dan (7) kontrol terhadap siswa. Komponen terpenting yang melandasi semua itu adalah perhatian.
Dalam kegiatan elaborasi, guru dituntut melakukan kegiatan sebagai berikut:- Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memuncul¬kan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
- Memberi kesempatan untuk berpikir, menga¬nalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
- Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
- Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
- Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
- Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
- Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
- Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa per¬caya diri peserta didik.
- Diskusi/ mandiri
- Mengidentifikasi ciri
- Menemukan konsep
- Melakukan generalisasi
- Mencari bagian-bagian
- Mendeskripsikan persamaan dan perbedaan
- Memasukkan dalam kelompok yang mana (memilah-milah)
- Membandingkan dengan dunia nyata atau pengetahuan yang telah dimiliki (analisis beda dan persamaannya)
- Menganalisis mengapa terjadi begini/ begitu dari hasil eksperimen/ demonstrasi
- Meramalkan apa yang akan terjadi dari eksperimen
- Mengidentifikasi mana yang beda/sama dengan model bandingkan/kriteria dan mana yang lebih baik
- Mengidentifikasi apa yang salah/benar, mengapa salah/benar
- Mengurutkan
- Mengelompokkan
- Mengkombinasikan
- Menyusun mana yang berhubungan dan mana yang tidak
- Menguhung-hubungkan (mencari model hubungan)
- Memasangkan contoh dan bukan contoh (memanfaatkan model bandingan untuk elaborasi)
Kebenaran ilmu pengetahuan itu relatif. Sesuatu yang saat ini dianggap benar bisa berubah jika kemudian ditemukan fakta baru yang bertentangan dengan konsep tersebut. Oleh karena itu, sikap keilmuan selalu terbuka dalam memperbaiki pengetahuan sebelumnya berdasarkan penemuan terbaru. Sikap berpikir kritis dan terbuka seperti itu telah membangun sikap berpikir yang apriori, yaitu tidak meyakini sepenuhnya yang benar saat ini mutlak benar atau yang salah mutlak salah. Semua dapat berubah. Cara berpikir seperti itu tercermin dalam istilah mental model yang mendeskripsikan sikap berpikir seseorang dan bagaimana pikirannya berproses dalam kehidupan nyata. Hal tersebut merepresentasikan proses perubahan sebagai bagian dari persepsi intuitif. Mental model itu membantu seseorang dalam mendefinisikan maupun menetapkan pendekatan untuk memecahkan masalah (wikipedia). Dengan sikap berpikir seperti itu siswa dapat mengembangkan, mengembangkan ulang, dan menggugurkan pengetahuannya jika telah menemukan kebenaran yang lain.
Dalam kegiatan konfirmasi, guru dituntut melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplo¬rasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
- Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
- Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar;
- Berfungsi sebagai narasumber dan fasilita¬tor dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan be¬nar;
- Membantu menyelesaikan masalah;
- Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
- Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
- Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
- Penyimpulan
- Memberikan balikan apa yang dikerjakan peserta didik
- Penjelasan mengapa salah
- Penjelasan mana yang bnar dan yang salah
- Meluruskan yang salah
- Menegaskan yang benar
- Melanjutkan/ menambahkan yang kurang
- Mengangkat kasus yang salah dan yang benar - menjelaskan mengapa salah/benar
- Menyimpulkan konsep, kriteria , prinsip, cara mencapai yang lebih baik, contoh dan bukan contoh
- Memperluas contoh yang benar dan yang salah
- Menjelaskan bagaimana seharusnya
- Menciptakan rubrik
0 Comments