Menyiapkan Generasi Indonesia Abad XXI
A. Tantangan dan Peluang
Ketika kita menguasai numerisasi, kita akan memiliki kepekaan terhadap numerisasi itu sendiri (sense of numbers) dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Ketika kita mampu menerapkan kepekaan terserbut, kita akan menjadi bangsa yang kuat karena mampu memelihara dan mengelola sumber daya alam dan mampu bersaing dengan bangsa lain dari segi sumber daya manusia.
B. Pentingnya Literasi Numerisasi
Dalam kehidupan sehari-hari, ketika berbelanja atau merencanakan liburan, meminjam uang dari bank untuk memulai usaha atau membangun rumah, semuanya membutuhkan numerisasi. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita perlu memahami informasi-informasi, misalnya mengenai kesehatan dan kebersihan. Dalam kehidupan bernegara, informasi mengenai ekonomi dan politik tidak dapat dihindari. Semua informasi tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk numerisasi atau grafik. Untuk membuat keputusan yang tepat, mau tidak mau kita harus memahami numerisasi.
Kemampuan literasi secara umum dan literasi numerisasi secara khusus tidak saja berdampak bagi individu, tetapi juga terhadap masyarakat serta bangsa dan negara. Kemampuan literasi memberikan kontribusi yang nyata terhadap pertumbuhan sosial, ekonomi, dan kesejahteraan bagi individu atau masyarakat. Dengan memiliki populasi yang dapat mengaplikasikan pemahaman matematika di dalam konteks ekonomi, teknik, sains, sosial dan bidang lainnya, daya saing ketenagakerjaan dan kesejahteraan ekonomi akan meningkat.
Literasi Numerisasi Sebagai Kecakapan Hidup
A. Pengertian Literasi Numerisasi
Literasi numerisasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk (a) menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari dan (b) menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil keputusan.
Secara sederhana, numerisasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat disekeliling kita.
Perbedaan Numerisasi dengan Matematika
Numerisasi tidaklah sama dengan kompetensi matematika. Keduanya berlandaskan pada pengetahuan dan keterampilan yang sama, tetapi perbedaannya terletak pada pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan tersebut. Pengetahuan matematika saja tidak membuat seseorang memiliki kemampuan numerisasi. Numerisasi mencakup keterampilan mengaplikasikan konsep dan kaidah matematika dalam situasi sehari-hari, saat permasalahannya sering kali tidak terstruktur, memiliki banyak penyelesaian, atau bahkan tidak ada penyelesaian tuntas, serta berhubungan dengan faktor non matematis.
Perlu dicermati bahwa numerisasi membutuhkan pengetahuan matematika yang dipelajari dalam kurikulum. Akan tetapi, pembelajaran matematika itu sendiri belum tentu menumbuhkan kemampuan numerisasi.
- Bersikap kontekstual, sesuai dengan kondisi geografis, sosial budaya, dan sebagainya;
- Selaras dengan cakupan matematika dalam kurikulum 2013;
- Saling bergantung dan memperkaya unsur literasi lainnya.
C. Ruang Lingkup Literasi Numerisasi
Literasi numerisasi merupakan bagian dari matematika. Literasi numerisasi bersifat praktis (digunakan dalam kehidupan sehari-hari), berkaitan dengan kewarganegaraan (memahami isu komunitas), profesional (dalam pekerjaan), bersifat rekreasi (misalnya, memahami skor dalam olahraga dan permainan), dan kultural (sebagai bagian dari pengetahuan mendalam dan kebudayaan manusia madini). Dari sini kita bisa melihat bahwa cakupan literasi numerisasi sangat luas, tidak hanya di dalam mata pelajaran matematika, tetapi juga beririsan dengan literasi lainnya, misalnya literasi kebudayaan dan kewarganegaraan.
Literasi numerisasi merupakan bagian dari matematika, dalam hal komponen literani numerisasi diambil dari cakupan matematika di dalam Kurikulum 2013, seperti terlihat dalam tabel berikut ini.
D. Indikator Literasi Numerisasi
Indikator Literasi Numerisasi di Sekolah
1. Basis Kelas
- Jumlah pelatihan guru matematika dan nonmatematika;
- Jumlah pembelajaran matematika berbasis permasalahan dan pembelajaran matematika berbasis proyek;
- Jumlah pembelajaran matematika yang melibatkan unsur literasi numerisasi;
- Nilai matematika peserta didik; dan
- Nilai matematika dalam PISA/TIMSS/INAP.
2. Basis Budaya Sekolah
- Jumlah dan variasi buku literasi numerisasi;
- Frekuensi peminjaman buku literasi numerisasi;
- Jumlah penyajian informasi dalam bentuk presentasi numerisasi;
- Akses situs daring yang berhubungan dengan literasi numerisasi;
- Jumlah kegiatan bulan literasi numerisasi;
- Alokasi dana untuk literasi numerisasi;
- Adanya tim literasi sekolah; dan
- Adanya kebijakan sekolah mengenai literasi numerisasi.
3. Basis Masyarakat
- Jumlah ruang publik di lingkungan sekolah untuk literasi numerisasi;
- Jumlah keterlibatan orang tua di dalam tim literasi sekolah; dan
- Jumlah sharing session oleh publik mengenai literasi numerisasi.
Indikator Literasi Numerisasi di Keluarga
- Jumah dan variasi bahan bacaan literasi numerisasi yang dimiliki setiap keluarga;
- Peningkatan frekuensi pemanfaatan bahan bacaan literasi numerisasi; dan
- Penignkatan frekuensi kesempatan (opportunity, bukan change) anak mengaplikasikan numerisasi dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator Literasi Numerisasi di Masyarakat
- Jumlah dan variasi bahan bacaan literasi numerisasi yang dimiliki fasilitas publik;
- Peningkatan frekuensi pemanfaatan bahan bacaan literasi numerisasi;
- Peningkatan kecakapan penggunaan data numerisasi dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada masyarakat (contoh: dalam pemanfaatan anggaran desa); dan
- Jumlah penyajian informal dalam bentuk presentasi numerisasi (contoh: grafik frekuensi peminjaman buku di perpustakaan).
Daftar Pustaka:
Han, Weilin dkk.2017.Materi Pendukung Literasi Numerisasi.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:Jakarta
0 Comments