HAKIKAT BELAJAR MATEMATIKA


Hakikat belajar matematika adalah suatu aktivitas mental untuk memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian diterapkannya pada situasi nyata. Schoenfeld (1985) mendefinisikan bahwa belajar matematika berkaitan dengan apa dan bagaimana menggunakannya dalam membuat keputusan untuk memecahkan masalah. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa materimatematika merupakan materi yang abstrak dan pemilahan materi kelimuwan matematika merupakan salah satu jenis materi ilmu “ide abstrak”. 
    Dalam hal ini, matematika menuntut kemampuan panalaran dalam mempelajarinya. Dalam konteks ini belajar matematika secara keseluruhan merupakan belajar memecahkan masalah. Karena matematika merupakan suatu ilmu yang tersusun menurut struktur, maka sajian matematika hendaknya dilakukan dengan cara yang sistematis, teratur dan logis sesuai dengan perkembangan intelektual anak. Dengan cara penyajian yang sistematis, maka siswa yang yang belajar akan siap menerima pelajaran yang diberikan dilihat dari segi perkembangan intelektualnya.
     Seorang anak yang ingin mencapai hasil belajarnya pada mata pelajaran matematika, diperlukan proses kerja untuk memecahkan masalah matematika dan proses kerja memecahkan masalah tersebut memerlukan peran kerja memori. Selain itu untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika, sebaiknya dalam proses pembelajran perlu meperhatikan teori pemrosesan  atau penyeleksian informasi.
  1. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada tingkat SMA  adalah tujan yang disusun berdasarkan ranah ognitif menurut Bloom, yaitu :Tingkat pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan seseorang dalam menghapal, mengingat kembali, atau mngulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya.
  2. Tingkat pemahaman (comprehension) diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkna, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.
  3. Tingkat penerapan (application) diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan untuk memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Tinkat anlisis (analysis), yaitu ssebagai kemampuan seseorang dalam dalam merinci dan membandingkan data yang rumit serta mgnklasifikasikan menjadi beberapa kategori dengan tujuan agar dapat menghubungkan dengan data-data yang lain.
  5. Tingkat sintesis (synthesis) yakni sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
  6. Tingkat evaluasi (evaluation) yakni sebagai kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimiliki.


0 Comments